Pohon Damar Sebagai Penghasil Getah
Sejuta Manfaat
Damar adalah tanaman yang termasuk
kedalam genus Agathis, damar banyak tumbuh secara alami di Papua. Jenis ini
memiliki pertumbuhan alami yang cukup baik dan telah dipilih untuk di
kembangkan dalam bentuk hutan produksi. Tanaman damar memiliki batang silindris
dengan tinggi 60 m. Damar juga memiliki kulit luar batang yang mengelupas dalam
keping-keping kecil. Kayu damar dimanfaatkan sebagai kayu pertukangan, namun saat
ini pemanfaatan kayu damar dibatasi karena jumlah tanaman yang tumbuh pada
hutan alam semakin berkurang (Rini Purwanti & Nur Hayati, 2019).
Damar merupakan salah satu jenis kayu yang diusahakan pada Hutan Tanaman
Industri (HTI), karena selain menghasilkan kayu sebagai bahan baku utama,
tanaman ini juga mengeluarkan getah yang mempunyai peran penting dalam beberapa
bidang industri. Getah dari tanaman damar biasa disebut dengan kopal. Kopal memiliki
peran yang penting dibeberapa industri seperti industri vernis, plastik, tekstil
dan perekat.
Tanaman damar merupakan komoditas
unggulan masyarakat yang terkenal hingga ke dunia Internasional. Hal tersebut
dikarenakan banyak masyarakat yang mengekspor getah damar hingga ke dunia
Internasional terutama dikawasan Asia dan Eropa meliputi India, Philipina,
Jerman, Belgia, Perancis, Uni Emirat Arab, Italia, Pakistan dan Bangladesh.
Damar dapat dikatakan sebagai sumber daya hutan yang lestari dan juga sangat
menguntungkan. Selain karena pemanfaatan kayunya, getah yang dihasilkan juga sangat
menguntungkan (Kolbinur & Hutagalung, 2016).
Pada pengambilan getah damar, masih
banyak masyarakat yang menggunakan cara tradisional yaitu melukai pohon damar
dengan menggunakan parang ataupun kapak. Pohon damar yang sudah siap untuk
diambil getahnya memiliki ciri-ciri berdiameter diatas 45 cm, dan tinggi diatas
50 m. Tetapi sebelum kulit batang di lukai, pohon damar dibersihkan terlebih
dahulu agar di sekitar lubang sadap yang akan dibuat bebas dari kotoran yang
mungkin akan mengotori getah yang keluar. Setelah kulit batang dibersihkan maka
langsung dilakukan penyadapan yaitu dengan membuat luka atau lubang pada kulit
batang pohon, setelah kulit batang dilukai maka akan keluar getah yang di
biarkan mengalir dan terkumpul di dalam lubang sadap hingga mengering. Setelah
getah damar mengering kemudian damar dipanen dan dikumpulkan (Antoh et al., 2015).
Kemudian pada pemanfaatan kayunya,
masyarakat di Papua banyak memanfaatkan pohon Damar sebagai bahan bangunan
serta bahan bahan bakar (kayu bakar). Dalam penggunaan kayu damar sebagai bahan
bangunan untuk pembuatan rumah memiliki aturan tersendiri karena dalam
pemanfaatannya ada larangan yang mengatur sehingga masyarakat yang mengambil
kayu untuk di jadikan sebagai bahan bangunan tidak bisa sembarang menebang kayu
tersebut kecuali ada ijin dari pihak pribumi atau orang asli, tujuannya agar kayu-kayu
tersebut tidak habis atau punah.
DAFTAR PUSTAKA
Antoh, F., Fatem, S. M., Tasik Fakultas Kehutanan, S.,
Papua Jl Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat, U., & Korespodensi, P.
(2015). Pemanfaatan Damar Oleh Masyarakat di Kampung Bariat Distrik Konda
Kabuoaten Sorong Selatan (Damar Utilization on People in Barriat Village, Konda
Sub Distric-South Sorong). Biodiversitas Papuasia-Fakultas Kehutanan UNIPA
Jurnal Kehutanan Papuasia, 1(1), 53–62.
Kolbinur, I., & Hutagalung, S. S. (2016). Analisis
Kebijakan Pelestarian Damar di Kabupaten Pesisir Barat: Studi Terhadap Agenda
Setting Damar Sebagai Usaha Perlindungan dan Peningkatan Kesejahteraan Petani
Damar. Jurnal Kolbinur Dan Hutagalung, 7(1), 27–34.
https://osf.io/9m5vw/
Rini Purwanti, & Nur Hayati. (2019). Manfaat Ekonomi
Damar Bagi Masyarakat di Sekitar Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
Larona Malili. Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources
(ANR), 2(1), 57–64. https://doi.org/10.32734/anr.v2i1.574