Sabtu, 10 Desember 2022

Pohon Damar Sebagai Penghasil Getah Sejuta Manfaat

 

Pohon Damar Sebagai Penghasil Getah Sejuta Manfaat

Damar adalah tanaman yang termasuk kedalam genus Agathis, damar banyak tumbuh secara alami di Papua. Jenis ini memiliki pertumbuhan alami yang cukup baik dan telah dipilih untuk di kembangkan dalam bentuk hutan produksi. Tanaman damar memiliki batang silindris dengan tinggi 60 m. Damar juga memiliki kulit luar batang yang mengelupas dalam keping-keping kecil. Kayu damar dimanfaatkan sebagai kayu pertukangan, namun saat ini pemanfaatan kayu damar dibatasi karena jumlah tanaman yang tumbuh pada hutan alam semakin berkurang (Rini Purwanti & Nur Hayati, 2019). Damar merupakan salah satu jenis kayu yang diusahakan pada Hutan Tanaman Industri (HTI), karena selain menghasilkan kayu sebagai bahan baku utama, tanaman ini juga mengeluarkan getah yang mempunyai peran penting dalam beberapa bidang industri. Getah dari tanaman damar biasa disebut dengan kopal. Kopal memiliki peran yang penting dibeberapa industri seperti industri vernis, plastik, tekstil dan perekat.

Tanaman damar merupakan komoditas unggulan masyarakat yang terkenal hingga ke dunia Internasional. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang mengekspor getah damar hingga ke dunia Internasional terutama dikawasan Asia dan Eropa meliputi India, Philipina, Jerman, Belgia, Perancis, Uni Emirat Arab, Italia, Pakistan dan Bangladesh. Damar dapat dikatakan sebagai sumber daya hutan yang lestari dan juga sangat menguntungkan. Selain karena pemanfaatan kayunya, getah yang dihasilkan juga sangat menguntungkan (Kolbinur & Hutagalung, 2016).

Pada pengambilan getah damar, masih banyak masyarakat yang menggunakan cara tradisional yaitu melukai pohon damar dengan menggunakan parang ataupun kapak. Pohon damar yang sudah siap untuk diambil getahnya memiliki ciri-ciri berdiameter diatas 45 cm, dan tinggi diatas 50 m. Tetapi sebelum kulit batang di lukai, pohon damar dibersihkan terlebih dahulu agar di sekitar lubang sadap yang akan dibuat bebas dari kotoran yang mungkin akan mengotori getah yang keluar. Setelah kulit batang dibersihkan maka langsung dilakukan penyadapan yaitu dengan membuat luka atau lubang pada kulit batang pohon, setelah kulit batang dilukai maka akan keluar getah yang di biarkan mengalir dan terkumpul di dalam lubang sadap hingga mengering. Setelah getah damar mengering kemudian damar dipanen dan dikumpulkan (Antoh et al., 2015).

Kemudian pada pemanfaatan kayunya, masyarakat di Papua banyak memanfaatkan pohon Damar sebagai bahan bangunan serta bahan bahan bakar (kayu bakar). Dalam penggunaan kayu damar sebagai bahan bangunan untuk pembuatan rumah memiliki aturan tersendiri karena dalam pemanfaatannya ada larangan yang mengatur sehingga masyarakat yang mengambil kayu untuk di jadikan sebagai bahan bangunan tidak bisa sembarang menebang kayu tersebut kecuali ada ijin dari pihak pribumi atau orang asli, tujuannya agar kayu-kayu tersebut tidak habis atau punah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Antoh, F., Fatem, S. M., Tasik Fakultas Kehutanan, S., Papua Jl Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat, U., & Korespodensi, P. (2015). Pemanfaatan Damar Oleh Masyarakat di Kampung Bariat Distrik Konda Kabuoaten Sorong Selatan (Damar Utilization on People in Barriat Village, Konda Sub Distric-South Sorong). Biodiversitas Papuasia-Fakultas Kehutanan UNIPA Jurnal Kehutanan Papuasia, 1(1), 53–62.

Kolbinur, I., & Hutagalung, S. S. (2016). Analisis Kebijakan Pelestarian Damar di Kabupaten Pesisir Barat: Studi Terhadap Agenda Setting Damar Sebagai Usaha Perlindungan dan Peningkatan Kesejahteraan Petani Damar. Jurnal Kolbinur Dan Hutagalung, 7(1), 27–34. https://osf.io/9m5vw/

Rini Purwanti, & Nur Hayati. (2019). Manfaat Ekonomi Damar Bagi Masyarakat di Sekitar Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Larona Malili. Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR), 2(1), 57–64. https://doi.org/10.32734/anr.v2i1.574

Penulis: LITKEL2022

Editor: INFOKOM2022

0 komentar:

Posting Komentar