Tradisi Tatung Menjelang Festival Cap Go Meh
Gambar 1.1 Tradisi Tatung di Singkawang Kalimantan
Barat.
Tatung merupakan sebuah istilah yang terkenal di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat. Istilah tatung ditunjukkan bagi orang-orang yang menusukkan benda tajam ke tubuhnya. Dalam bahasa Hokka, tatung adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Dengan menggunakan mantra tertentu, roh dewa dipanggil kemudian merasuki raga orang yang dituju (Yulita, 2017). Tradisi tatung atau tusuk badan biasanya diadakan menjelang perayaan festival Cap Go Meh hari ke-15 setelah tahun baru Imlek.
Gambar
1.2 Pawai Tatung Pada Perayaan Cap Go
Meh.
Pawai tatung bermula dari kedatangan etnis Tionghoa pada 4 abad silam, khususnya suku Khek atau Hokka dari Cina Selatan ke Pulau Borneo. Kemudian mereka semua dipekerjakan oleh Sultan Sambas di pertambangan emas Montedoro (Varanida, 2016), setelah bertahun-tahun mereka tinggal di perkampungan yang ada di Pulau Borneo atau Kalimantan. Suatu ketika, masyarakat setempat terserang wabah penyakit. Warga meyakini wabah penyakit disebabkan adanya roh jahat, karena di sana belum ada pengobatan kedokteran yang modern, maka para pendatang itu kemudian mengadakan ritual tolak bala. Ritual ini dalam bahasan Hakka disebut Ta Ciau, Ta Ciau ini lah yang menjadi cikal bakal tradisi pawai tatung di Singkawang.
Gambar
1.3 Ritual Pencucian Jalan.
Dalam
perayaan Cap Go Meh, pawai tatung dimaksudkan sebagai ritual pencucian jalan
untuk membersihkan segala kesialan dan roh jahat yang ada di seluruh kota. Jadi
ketika perayaan Cap Go Meh, para tatung akan berkeliling ke jalan-jalan yang
ada di Kalimantan Barat khususnya Kota Singkawang. Sambil memamerkan kekebalan
tubuh mereka, yaitu dengan menusukkan benda tajam ke tubuhnya mengunakan besi,
paku, kawat, pedang, pisau, atau benda tajam lainnya sambil diiringi alat musik
gederang (Nurmila sari, Imam Ghozali, n.d.).
Orang-orang
yang menjadi tatung pun tidak sembarangan, biasanya yang bisa menjadi tatung
adalah seseorang yang memiliki garis keturunan baik ayah atau kakeknya yang pernah
terpilih menjadi tatung. Orang-orang yang terpilih menjadi tatung tersebut harus
menjalani ritual puasa, dan tidak diperbolehkan memakan daging sebelum mereka
memulai aksinya. Apabila ritual tersebut tidak dijalankan, maka saat melakukan
atraksi ia akan celaka (Haryanto, 2022).
Menteri Parawisata menegaskan, bahwa atraksi tatung hanya ada di Singkawang. Bagi yang ingin merasakan sensasi tegang, miris, dan unik bisa berkunjung ke Kalimantan Barat. Singkawang memiliki ciri khas dalam menjaga budaya tradisi tatung yang disajikan dalam perayaan Cap Go Meh, tradisi tersebut merupakan suatu bentuk asimilasi antara budaya dan China. Kita sebagai salah satu penerus bangsa harus tetap melestarikan setiap budaya lokal yang ada di sekitar kita, berani menyuarakan pendapat demi mengenalkan budaya lokal kepada yang lainnya, sehingga budaya yang ada di sekitar kita tetap lestari sampai keturunan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmila sari, Imam Ghozali, Y. D. (n.d.). BENTUK
PENYAJIAN DAN STRUKTUR MUSIK TATUNG PANGALANGOK NEK ITAPM PERAYAAN CAP GO MEH.
1–11.
Varanida, D. (2016). Komunikasi dalam Integrasi Sosial Budaya
antar Etnis Tionghoa dan Pribumi di Singkawang. Jurnal Ilmu Komunikasi, 14(1),
13–21.
Yulita, Y. D. P. dan H. (2017). Tatung: Perekat Budaya Di Singkawang. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 14(1). https://doi.org/10.21831/socia.v14i1.15886
Haryanto, A. (2022, Januari 31). Tradisi Imlek 2022: Asal Usul Tradisi Tatung Cap Go Meh di KalBar. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/tradisi-imlek-2022-asal-usul-tradisi-tatung-cap-go-meh-di-kalbar-gaDW
Penulis: LITKEL 2022
Editor: INFOKOM 2022
0 komentar:
Posting Komentar