Himpunan Mahasiswa Agribisnis Pertanian

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Gelanggang Mahasiswa Agribisnis Pertanian

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PPK ORMAWA HIMAGRI 2022

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 23 September 2022

FORECAST

FORECAST

“Fabulous Creativity and Digital Aspirations of Agribusiness Students" 

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom, Om swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan

Halo seluruh keluarga mahasiswa Agribisnis Trunojoyo . . . 

Kali ini mading himagri balik lagi dengan nuansa baru lohh,

di bulan September 2022 ini, e-mading FORECAST hadir dengan mengusung tema :

“ National Farmer Day: Plant Your Green Soul 

Yuk, baca lebih lanjut. Selamat menikmati!


Judul: Penghijauan Bumi
Penulis: Nazilatul Fatihah Agb' 21



Karya: Siti Mufarohatin Nisa
Angkatan: Agribisnis '20


Karya: Yolanda Wulandari
Angkatan: Agribisnis '21



Karya: Dedy Firmansyah
Angkatan: Agribisnis '21


Karya: Lailatul Hidayah
Angkatan: Agribisnis '21


Sebentar, sebelum lanjut baca admin mau tanya nih, jawab dalam hati ya, atau bisa dikolom komentar, menurut kalian ada yang kurang ngga dari postingan diatas? Atau apa sudah dapat insight baru belum?...

Semoga dari postingan admin diatas dapat menginspirasi ya !

Ayoo, lanjut scroll terus ke bawah, bakal ada yang lucu – lucu looh...

.

.

.

.

.
.
.
.
.
.

Cerita Lucu Petani Tua Dan Pengacara 

Seorang pengacara terkenal dari kota besar pergi berburu ke sebuah desa yang sangat jauh dari tempat tinggalnya. Dia menembak dan menjatuhkan burung, tetapi jatuh ke sebuah pekarangan yang tertutup oleh pagar ketika pengacara mau memanjat pagar untuk mengambil buruannya, seorang petani tua yang sudah keriput dan bongkok bertanya kepadanya apa yang ia lakukan.

Pengacara: “Saya menembak seekor burung dan jatuh di pekarangan ini, saya akan mengambilnya.”

Petani Tua: “Ini pekarangan saya, dan Anda tidak boleh masuk ke sini.”

Pengacara: (Karena merasa terkenal lalu marah) “Saya salah satu pengacara pengadilan terbaik di negara ini dan, jika Anda tidak membiarkan saya untuk mengambil burung tersebut, saya akan menuntutmu dan mengambil semua yang jadi milikmu!

Petani Tua: (Tersenyum) “Tampaknya, Anda tidak tahu bagaimana kita menyelesaikan perkara dengan adat setempat disini ya? Kita menyelesaikan perselisihan kecil seperti ini dengan peraturan ‘Tiga kali tendangan’.”

Pengacara: “Pak itu peraturan ‘tiga kali tendangan’?”

Petani Tua: “Yah, pertama saya menendang Anda tiga kali terus gantian Anda menendang saya tiga kali, dan seterusnya, bolak-balik, sampai ada yang nyerah.”

Pengacara: (Berpikir tentang kontes yang diusulkan dan ia merasa dengan mudah mengalahkan seorang petani
tua yang keriput itu. Dia setuju untuk mematuhi adat setempat). “Oke pak tua saya setuju!” (dalam hati). “Masa kalah main tendang2an ama orang tua kaya gini.”

Petani Tua perlahan-lahan berjalan tertatih tatih ke arah pengacara itu. Tendangan pertamanya ditujukannya ke selangkangan pengacara itu. menyebabkan pengacara itu jatuh berlutut menahan sakit. tendangan kedua di arahkan ke tulang rusuk pengacara itu membuatnya kembali jatuh berlutut menahan sakit dan tendangan ketiganya ia arahkan ke muka pengacara tersebut ketika pengacara itu berlutut menahan sakit yang tak terkira, sehingga pengacara itu sempat berpikir untuk menyerah. Namun, pengacara itu menahan diri dari kesakitannya sambil memikirkan tendangan balasan yang akan ia berikan untuk pak tua itu, membuat ia berhasil bangkit berdiri

Pengacara: “Oke, pak tua, sekarang giliranku.”

Petani Tua: (Tersenyum) “Tidak, saya menyerah Anda boleh masuk sini dan bawa pulang burung nya.”

Sumber : https://detiklife.com/2016/09/16/cerita-lucu-humor-petani/.

 (Editor Website: INFOKOM 2022)

Senin, 19 September 2022

INFOGRAFIS

 

Ritual Tiwah: Cara Suku Dayak Menghargai Kematian

Ritual Tiwah merupakan sebuah tradisi ritual pemakaman masyarakat suku Dayak yang menganut Kaharingan dengan tujuan untuk mengantarkan arwah kerabat atau leluhur yang sudah kekal serta abadi, biasanya ritual ini akan dilakukan oleh keluarga yang masih hidup dan keluarga yang masih memeluk agama Kaharingan. Tradisi ini dapat dikatakan sangat unik karena diadakan besar besaran dalam rentang waktu yang cukup lama dalam kurun waktu 7 sampai 40 hari, karena dalam acara tersebut ada berbagai kegiatan atau rangkaian acara yang dilakukan (Lestari et al., 2022). Ritual tiwah dilakukan untuk mengantarkan arwah (liaw) orang yang sudah meninggal ke surga (lewu tataw) atau negeri roh (lewu liaw) dengan memindahkan tulang belulang orang yang sudah meninggal ke dalam sandung.

Gambar  1. Sandung

Dalam proses ritual tiwah, ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan dan diperlukan yaitu pada hari pertama memutuskan berapa orang yang akan di tilawahkan, mencari tempat yang besar yang bisa jadi lokasi tiwah, para ahli waris yang akan di tilawahkan berkumpul dalam satu tempat yang disebut balai pangun jandau (balai yang didirikan sehari) dengan membawa sesajen kerbau, kambing, atau babi dan ayam, sesuai dengan berapa jiwa yang di tilawahkan. Kemudian pada hari kedua dibunyikannya gong, gendang, kangkuang, gandang-garantung dan dibunyikan dan di hari kedua tersebut tawur ialah memberi tahu salumpuk liau (roh yang akan di tilawahkan).

Pada hari ketiga terdapat acara tarian yang disediakan tuak/baram/ara dan dihari selanjutnya duduklah seorang manawur di atas gong raya, dan didirikannya pantar tabalien atau tiang kayu atau disebut spendu tempat para hewan serta mengumpulkan perkakas. Disana juga disediakan baram/tuak/arak untuk mengawali pengantaran jenazah ke alam baka, acara selanjutnya penikaman hewan sesajen dengan menggunakan tombak/lunju oleh para ahli waris. Kemudian yang terakhir mengantarkan tulang belulang ke dalam sanding.

Dalam ritual tiwah terdapat beberapa jenis pali atau pantangan dan denda adat atau singer adat bagi yang melanggar pali tersebut. Jenis pali dalam ritual tiwah terdiri dari pali makanan, yaitu pali sayuran, pali hewan, dan pali ikan. Jenis pali makanan adalah pali yang didak boleh dimakan oleh anggota pelaksa ritual tiwah semala ritual tiwah berlangsung. Jenis pali yang lain, yaitu pali sikap atau perilaku. Pali sikap atau perilaku ini berlaku bagi anggota pelaksana tiah, masyarakat tempat tiwah berlangsung, dan juga pengunjung yang datang dari luar daerah yang menyaksikan ritual tiwah. Denda adat atau singer adat bagi yang melanggar pali atau pantangan dalam ritual tiwah adalah denda menggant dua kali dari biaya tiwah yang telah dikeluarkan oleh anggota pelaksana ritual tiwah (Nugraha & Wardani, 2021).

 

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, A. D., Saragih, H. M., & Lestari, D. (2022). Komodifikasi Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju Kabupaten Kotawaringin Timur. Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 6(1), 444. https://doi.org/10.47313/jkik.v6i1.1780

Nugraha, S., & Wardani, T. D. (2021). Penerapan Pali Dalam Ritual Tiwah Dayak Ngaju. Anterior Jurnal, 20(2), 102–112. https://doi.org/10.33084/anterior.v20i2.2175

Penulis: LITKEL2022

Editor: INFOKOM2022