Tari Reog Ponorogo berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini diyakini sudah ada sejak abad ke-15, yang terkait erat dengan legenda dan mitos setempat, terutama dengan kisah pemberontakan Ki Ageng Kutu terhadap Kerajaan Majapahit. Menurut cerita, Reog awalnya merupakan sarana kritik sosial oleh Ki Ageng Kutu terhadap raja saat itu, yang dianggap tidak mampu memimpin kerajaan dengan baik. Kritikan ini diwujudkan dalam bentuk tarian dan pertunjukan yang menggambarkan sosok Singo Barong, sebagai simbol kekuatan dan perlawanan.
Tari Reog Ponorogo memiliki fungsi sosial yang penting dalam kehidupan masyarakat Ponorogo. Selain menjadi hiburan rakyat, Reog juga sering dipentaskan dalam berbagai upacara adat dan perayaan keagamaan, seperti pernikahan, khitanan, hingga perayaan Hari Jadi Ponorogo. Reog dianggap sebagai simbol identitas budaya masyarakat Ponorogo yang mampu mempererat hubungan sosial dan solidaritas antar warga. Reog Ponorogo tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarat akan nilai-nilai budaya Jawa yang kompleks, seperti konsep ksatria, kebijaksanaan, dan pengorbanan. Tarian ini menampilkan kombinasi antara tari, musik, dan pertunjukan topeng. Elemen penting dalam Reog adalah Singo Barong, sosok harimau besar yang di atasnya terdapat bulu merak, melambangkan kekuatan dan keagungan. Selain itu, ada juga Jathil, seorang penunggang kuda yang menggambarkan prajurit Majapahit. Dalam perkembangannya, Reog Ponorogo menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam era modernisasi dan globalisasi. Sebagai bentuk seni tradisional, Reog harus bersaing dengan bentuk hiburan modern lainnya. Namun, Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mengambil langkah-langkah untuk melestarikan Reog, salah satunya melalui Festival Reog Nasional yang diselenggarakan setiap tahun untuk memperkenalkan tarian ini ke generasi muda dan wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA
Suwito, A. (2018). Sejarah dan perkembangan tari Reog
Ponorogo. Jurnal Seni Budaya Nusantara, 4(1), 12- 25.
Prabowo, T. (2020). Nilai-nilai budaya dalam tari Reog Ponorogo.
Jurnal Kebudayaan dan Tradisi Nusantara, 6(2), 55-68.
Wicaksono, A. (2019). Fungsi sosial dan peran tari Reog dalam
masyarakat. Jurnal Sosial dan Budaya Lokal, 7(3), 89-102
Santoso, E. (2021). Tantangan dan inovasi dalam pelestarian tari Reog
Ponorogo di era modern. Jurnal Seni Pertunjukan Tradisional, 9(1), 23-37.
0 komentar:
Posting Komentar